https://jurnal.uhnp.ac.id/nostej-uhnp/issue/feed Nommensen Siantar Technology and Engineering Journal 2021-08-19T05:25:57+00:00 Open Journal Systems <p>Nommensen Siantar Technology and Engineeering Journal adalah Jurnal yang dikelola oleh Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik dan Pengelolaan Sumber Daya Perairan, Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar. Jurnal ini terbit pada bulan Januari 2020.</p> https://jurnal.uhnp.ac.id/nostej-uhnp/article/view/72 PENGARUH CAMPURAN SARI NANAS DAN JERUK NIPIS DENGAN ASAM FORMAT SEBAGAI PENGGUMPALAN LATEKS TERHADAP SIFAT MEKANIS KARET DENGAN SUHU PENGERINGAN 80 O C 2021-08-19T04:07:44+00:00 Goldberd Harmuda Duva Sinaga goldberdhdsinaga@gmail.com <p>Pengambilan sampel yang telah dilakukan kemudian dilakukan proses penggumpalan lateks dimana merupakan peristiwa perubahan sol menjadi gel melalui penambahan sedikit demi sedikit bahan penggumpal kedalam ember yang berisi lateks sambil diaduk. Penggumpalan yang sempurna ditandai dengan warna serum jernih. Setiap perlakuan dibiarkan selama 24 jam sehingga berbentuk koagulum yang kokoh. Koagulum dari setiap perlakuan digiling dengan creper sebanyak 6 kali hingga terbentuk lembaran krep. Lembaran krep selanjutnya dikeringkan di oven pada suhu 90 C selama 24 jam. Dari hasil penelitian diperoleh data bahwa pengaruh dari pencampuran (sari nanas dan jeruk jeruk nipis) dengan asam format terhadap penggumpalan lateks terjadi dengan cepat, Dari hasil pengujian teknik diperoleh pengujian Tegangan Putus (Tensil Strenght) nilai tertinggi berada pada pencampuran (80:20). Pengujian Perpanjangan Putus (Elongation of Break) pengujian tertinggi berada pada pencampuran (80:20) sebesar 486.35 %. Dari hasil pengujian Modulus 300% diperoleh nilai tertinggi dari pencampuran (70:30) sebesar 14.45 MPa. Hasil pengujian KetahananKoyak (Tear Strenght) diperoleh nilai tertinggi diperoleh pencampuran (80:20) sebesar 66.91 MPa. Hasil pengujian Kekerasan (Hardness Test) diperoleh nilai tertinggi pada pencampuran (70:30) sebesar 68 Mpa.</p> 2021-08-19T00:00:00+00:00 Hak Cipta (c) 2020 https://jurnal.uhnp.ac.id/nostej-uhnp/article/view/73 ANALISIS EKSERGI ALAT DESALINASI AIR LAUT TENAGA SURYA SISTEM PASIF DENGAN KEMIRINGAN GANDA 2021-08-19T04:22:16+00:00 Jandri Fan HT. Saragi jandrifan@gmail.com <p>Penyuling air tenaga surya adalah proses yang dapat digunakan untuk mengubah air yang tersedia menjadi air bersih. Untuk mengetahui apakah energi yang digunakan pada proses evaporasi sudah digunakan secara optimal dari sisi kualitas, digunakan hukum termodinamika kedua atau yang dikenal dengan analisis eksergi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya eksergi dan efisiensi eksergi dari alat desalinasi air laut tenaga surya sistem pasif dengan kemiringan ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa intensitas matahari, temperatur air, dan temperatur lingkungan mempengaruhi besarnya eksergi dan efisiensi eksergi. Semakin tinggi intensitas matahari dan temperatur air maka eksergi dan efisiensi eksergi semakin tinggi, dan semakin tinggi temperatur lingkungan maka eksergi evaporasi dalam system semakin rendah. Besarnya eksergi harian bervariasi dari 0,021 kWh untuk suhu air dan intensitas matahari rata-rata 32,26 derajat C dan 97.W/m kuadrat hingga kWh untuk suhu air dan insensitas matahari rata-rata 45,42 derajat Celcius dan 420,855 W/m kuadrat serta efisiensi eksergi bervariasi dari 0,928% hingga 5,363%.</p> 2021-08-19T00:00:00+00:00 Hak Cipta (c) 2020 https://jurnal.uhnp.ac.id/nostej-uhnp/article/view/74 ANALISIS EFISIENSI EKSERGI ALAT DESALINASI AKTIF TENAGA SURYA SISTEM AKTIF DENGAN PENGGABUNGAN KOLEKTOR SURYA 2021-08-19T04:32:56+00:00 Winfrontstein Naibaho winnaibaho@gmail.com <p>Dalam penelitian ini, desalinasi kemiringan ganda aktif dengan luas wilayah cekungan seluas 1.932 m2 dengan permukaan kaca 1 m2 dengan dua potong dengan ketebalan kaca 3 mm dan sudut kemiringan kaca 15o. Permukaan air dari dasar 20 mm dan dengan area pengumpul surya seluas 1m2 selebar 500mm2 diuji selama 8 hari pada Agustus 2018 mulai pukul 8: 00-18: 00. Nilai eksergi dari perhitungan nilai eksergi tertinggi pada hari pertama pengujian pukul 12.00 adalah 225.238 kWh, nilai eksergi tertinggi pada pengujian hari kedua pukul 17.00 WIB adalah 52.332 kWh, nilai eksergi tertinggi pada 13.00 WIB adalah 13.680 kWh, nilai eksergi tertinggi pada pengujian hari keempat pukul 11.00 WIB pada 6.734 kWh, nilai eksergi tertinggi pada pengujian hari kelima pukul 12.00 WIB pada 22.218 kWh, nilai eksergi tertinggi pada pengujian hari keenam pukul 15.00 WIB pada 8.728 kWh , nilai eksergi tertinggi pada pengujian hari ketujuh pada pukul 17.00 WIB sebesar 8,33 kWh, dan nilai eksergi tertinggi pada pengujian hari kedelapan pada pukul 15.00 WIB sebesar 6,712kWh.</p> 2021-08-19T00:00:00+00:00 Hak Cipta (c) 2020 https://jurnal.uhnp.ac.id/nostej-uhnp/article/view/75 MODIFIKASI DAN PENGUJIAN EVAPORATOR MESIN PENDINGIN SIKLUS ADSORPSI YANG DIGERAKKAN ENERGI SURYA 2021-08-19T04:44:32+00:00 Jhon Sufriadi Purba jhonsufriadi@gmail.com <p>Kebutuhan akan sistem pendingin untuk berbagai macam kebutuhan konvesional pada daerah terpencil dirasakan semakin meningkat, sementara sistem pendingin yang sudah ada belum tentu bisa dipakai karena tidak semua daerah terpencil memiliki jaringan listrik. Untuk itu, dalam penelitian ini dipilih sistem pendingin adsorpsi dengan menggunakan pasangan karbon aktif dan metanol yang bahan – bahannya mudah didapat dan tidak menghasilkan polusi, sehingga menghasilkan sistem pendingin yang ramah lingkungan. Selain evaporator sebagai komponen utamanya, sistem pendingin adsorpsi membutuhkan refrigeran dan absorber. Evaporator adalah alat penukar kalor, dimana dua fluida yang mempunyai suhu yang berbeda, yang satu bersuhu tinggi dan yang satunya lagi bersuhu rendah, akan bertukar panas sehingga fluida yang menerima panas akan menguap. Adsorpsi adalah proses penyerapan suatu fasa tertentu (gas, cair) pada permukaan yang berupa padatan sehingga membentuk suatu film (lapisan tipis) pada permukaan padatan tersebut. Keuntungan dari penggunaan mesin pendingin adsorpsi ini adalah sumber energi yang mudah didapat dan tidak adanya komponen yang bergerak.Mesin pendingin adsorpsi ini dioperasikan dengan menggunakan panas matahari sebagai sumber energi.Dengan pemanfaatan sumber energi tersebut dapat dihasilkan suhu evaporator dibawah 10 derajat C pada tingkat suhu pemanasan generator 70 derajat C – 90 derajat C.</p> 2021-08-19T00:00:00+00:00 Hak Cipta (c) 2020 https://jurnal.uhnp.ac.id/nostej-uhnp/article/view/76 MENGENAL SISTEM PNEUMATIC, APLIKASI DAN PERAWATANNYA 2021-08-19T05:05:33+00:00 Sahat Sitompul winnaibaho@gmail.com <p>Pneumatik semakin berkembang dan terasa berperan semakin luas dalam memberi kenyamanan dan kemudahan dlam kehidupan manusia saat ini. Dalam era teknologi saat ini, pneumatic semakin berperan, baik karena bisa secara produk massal, maupun dari sisi bahayanya pekerjaan yang ditangani ataupun yang menuntut higienis pada level yang ketat. Agar semua Peralatan yang mendukung Sistem Pneumatik bekerja dengan maksimal, tanpa adanya gangguan yg berarti, perawatan yang rutin tentu perlu dilakukan. Baik peralatan langsung yangg meliputi Saluran, Katub maupun Peralatan Pendukung sistem seperti Kompresor. Temperatur dan kebersihan fluida kerja, juga harus diperhatikan.</p> 2021-08-19T00:00:00+00:00 Hak Cipta (c) 2020 https://jurnal.uhnp.ac.id/nostej-uhnp/article/view/77 ANALISA PIPA HEAT EXCHANGER (COOLING TUBE) BERVARIASI PADA TURBINE GUIDE BEARING PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR SIGURAGURA 2021-08-19T05:20:17+00:00 Tambos August Sianturi tambos.sianturi73@gmail.com <p>Alat penukar kalor (heat exchanger) adalah suatu media yang digunakan untuk menghasilkan perpindahan kalor dari suatu fluida ke fluida lain. Proses perpindahan panas pada alat penukar kalor terjadi karena adanya kontak antara dua fluida yang pada umumnya dipisahkan oleh suatu batas dengan temperatur yang berbeda. Heat Exchanger dapat digunakan untuk menaikan temperatur atau sebagai pemanas (regenerator) maupun menurunkan temperatur atau sebagai pendingin (recuperator) tergantung pada tinjauan perpindahan panas yang terjadi. Heat exchanger sudah banyak dipergunakan dalam dunia industri seperti industri kimia, industri kertas, pembangkit listrik, serta industri lainnya. Pada contoh setiap unit mesin menggunakan media heat exchanger (khususnya mesin tipe rotary) untuk menjaga temperatur bearing agar berada dalam suhu normal meskipun unit dioperasikan secara continous atau terus menerus. Dalam makalah tugas akhir ini, penulis akan menganalisa penurunan temperatur yang terjadi ketika dilakukan penambahan panjang pipa heat exchanger yang berada pada guide bearing turbin PLTA Siguragura.</p> 2021-08-19T00:00:00+00:00 Hak Cipta (c) 2020 https://jurnal.uhnp.ac.id/nostej-uhnp/article/view/78 KAJIAN TERHADAP KARAKTERISTIK PERPINDAHAN PANAS PADA LOOP THERMOSYPHON SEBAGAI ALAT RECOVERY PANAS TEMPERATUR RENDAH 2021-08-19T05:25:57+00:00 Saloom Hilton Siahaan saloomhsiahaan@gmail.com <p>Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji terhadap efektivitas Alat Penukar Kalor Loop Thermosyphon (APKLT) berfluida kerja refrigerant R134a pada variasi tekanan fluida kerja 0,8 MPa dan 1,2 MPa. Thermosyphon dibuat dari tiga bagian yaitu, evaporator, kondensor dan bagian adiabatik. Evaporator terbuat dari pipa tembaga berdiameter 3/4inchi dengan panjang 3,5 cm.&nbsp; Kondensor terbuat dari pipa tembaga berdiameter 3/4 inchi dengan panjang 15 cm. Bagian adiabatik jalur uap terbuat dari pipa tembaga berdiameter 3/4 inchi dan panjangnya 25 cm dan jalur cairan (liquid line) berdiameter 3/8 inchi denganpanjang 27&nbsp; cm. Hal yang diteliti meliputi pengaruh kecepatan aliran udara (fluida yang dipanaskan) sebesar 0,8 m/s, 1 m/s, dan 1,2 m/s terhadap efektivitas APKLT serta pengaruh peningkatan suhu evaporator sebesar 40°C,50°C, dan 60°C terhadap efektivitas APKLT. Penelitian dilakukan secara eksperimen dimana evaporator APKLT diberi pemanas dengan heater. Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa efektivitas perpindahan panas APKLT fluida kerja bertekanan 1,2 MPa sekitar 30-68% dan lebih tinggi dibandingkan efektivitas perpindahan panas APKLT fluida kerja bertekanan 0,8 MPa sekitar 22-35%. Efektivitas menurun seiring peningkatan kecepatan aliran udara. Hambatan termal APKLT bertekanan 0,8 MPa sekitar 0,3-0,45 o C/W dan lebih besar dari hambatan termal APKLT bertekanan 1,2 MPa sekitar 0,08-0,4 o C/W.</p> 2021-08-19T00:00:00+00:00 Hak Cipta (c) 2020